Selasa, 31 Mei 2011
50% Prodi PTS di Sulawesi Belum Terakreditasi
SELEKTIF. Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah Sulawesi mengingatkan calon mahasiswa baru (maba) 2011, agar selektif memilih perguruan tinggi swasta (PTS). Kopertis menyebutkan, dari sekira 1.000 program studi (prodi) di PTS se-Sulawesi, terdapat 50 persen yang belum terakreditasi. Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi Prof Basri Wello mengingatkan, beberapa perguruan tinggi tidak terbuka dalam memberikan informasi terkait program studi mereka.
-----------------
50% Prodi PTS di Sulawesi Belum Terakreditasi
Okezone.com
Selasa, 31 Mei 2011
http://kampus.okezone.com/read/2011/05/31/373/462821/50-prodi-pts-belum-terakreditasi
MAKASSAR– Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah Sulawesi mengingatkan calon mahasiswa baru (maba) 2011, agar selektif memilih perguruan tinggi swasta (PTS).
Kopertis menyebutkan, dari sekira 1.000 program studi (prodi) di PTS se-Sulawesi, terdapat 50 persen yang belum terakreditasi. Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi Basri Wello mengingatkan, beberapa perguruan tinggi tidak terbuka dalam memberikan informasi terkait program studi mereka.
Karena itu, calon mahasiswa baru diminta lebih selektif memilih program studi dan perguruan tinggi swasta, terutama menyangkut akreditasi prodi. Selain itu, setiap kampus memiliki kualitas yang berbeda, antara lain kualitas dan kuantitas dosen serta sarana dan prasarana.
“Pertama harus diperhatikan adalah akreditasi program studi yang dipilih. Harus ada kepastian bahwa prodi yang dipilih sudah terakreditasi A, B, atau C. Paling tidak sudah memiliki izin operasional dari Dikti melalui Kopertis.
"Sarana seperti tempat praktik harus ada. Jumlah dosen sesuai rasio, misalnya untuk prodi ilmu sosial, jumlah dosen harus satu berbanding 40, sedangkan eksakta satu berbanding 30. Itu bukan dosen pinjaman," kata Basri Wello.
Akreditasi penting untuk menjaga mutu dan kelayakan program studi. Selain itu, beberapa kasus merugikan alumni, antara lain ditolak bekerja pada instansi pemerintah lantaran terkendala prodi yang tidak terakreditasi.
Para alumni tidak diterima pada penerimaan CPNS 2010 di Sulsel dan daerah lainnya hanya lantaran prodi tidak terakreditasi. Guru besar UNM ini mengungkapkan, hanya 347 PTS di wilayah Sulawesi yang terdaftar resmi, selebihnya dinyatakan ilegal.
Beberapa kampus yang terlibat konflik internal juga kesulitan mendapatkan izin operasional. Khusus di Makassar, terdapat 107 perguruan tinggi swasta yang beberapa di antaranya masih dalam proses pengurusan akreditasi.
Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar Syahnur Said mengungkapkan, transparansi setiap perguruan tinggi penting agar calon mahasiswa tidak salah memilih prodi. Hal yang harus dilakukan bagi PTS adalah jaminan kualitas dan tidak sekadar mengejar kuantitas mahasiswa.
Akreditasi prodi penting sebagai jaminan kualitas yang dikeluarkan lembaga eksternal, yakni BAN-PT. Dia mengakui, di UMI masih ada beberapa prodi yang belum terakreditasi. Prodi yang belum terakreditasi tersebut butuh proses, sebab baru dibuka di kampus ini. Pihaknya berjanji akan mengupayakan semua prodi di kampus swasta terbesar di Makassar akan terakreditasi tahun ini.
”Memang belum terakreditasi 100 persen, bisa dikatakan bahwa 90 persen prodi di UMI sudah terakreditasi,” tandasnya. (sindo)(//rfa)
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kopertis9-sulawesi.blogspot.com/]
Kamis, 26 Mei 2011
STKIP Muhammadiyah Bulukumba Kini Jadi Pilihan Pertama
STKIP MUHAMMADIYAH BULUKUMBA. Perguruan tinggi swasta yang ada di Kabupaten Bulukumba dan sekitarnya sudah cukup banyak. Khusus di Bulukumba, tercatat sudah ada lima PTS. Namun berdasarkan data dan fakta yang ada, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Bulukumba kini telah menjadi pilihan pertama bagi calon mahasiswa baru di "Butta Panrita Lopi" dan sekitarnya. (Foto: Asnawin)
---------------
STKIP Muhammadiyah Bulukumba Kini Jadi Pilihan Pertama
Oleh: Asnawin
Perguruan tinggi swasta yang ada di Kabupaten Bulukumba dan sekitarnya sudah cukup banyak. Khusus di Bulukumba, tercatat sudah ada lima PTS. Jumlah tersebut belum termasuk PTS dan PTN yang membuka "kelas jauh" di Bulukumba (mahasiswanya ada, tetapi kampusnya tidak ada).
Namun berdasarkan data dan fakta yang ada, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Bulukumba kini telah menjadi pilihan pertama bagi calon mahasiswa baru di "Butta Panrita Lopi" dan sekitarnya.
Faktanya, jumlah mahasiswa aktif di STKIP Muhammadiyah pada 2011 ini sekitar 3.000 orang. Jumlah itu pun sudah dikurangi dengan 662 orang yang diwisuda pada 4 Mei 2011.
Ketua STKIP Muhammadiyah Bulukumba, Dr Hj A Sumrah AP MSi, kepada penulis di Makassar, Rabu, 18 Mei 2011, mengatakan, pihaknya juga sudah beberapa tahun terakhir ini terpaksa melakukan seleksi ketat dan menolak sebagian calon maba, karena calon maba yang mendaftar selalu meluber.
''Jumlah yang mendaftar selalu melebihi daya tampung yang ada,'' katanya.
Untuk menampung mahasiswa yang ada, STKIP Muhammadiyah Bulukumba telah membangun kampus baru di Jalan Potos Bulukumba-Bantaeng, tepatnya di Kampung Mario Rennu, Kecamatan Gantarang, Bulukumba. Di kampus II itu juga tengah dibangun masjid dan fasilitas pendukung lainnya.
Kampus induk atau kampus I terletak di Jl Ir Soekarno, yang berada di pusat kota Kabupaten Bulukumba.
''Tahun ini, kami akan menerima 800 mahasiswa baru,'' ujar Sumrah, wanita lajang yang tahun 2010 lalu tampil sebagai calon Wakil Bupati berpasangan dengan Andi Puli pada Pilkada Bulukumba.
Dewasa ini ada enam dosen negeri yang diperbantukan (dosen DPK) pada STKIP Muhammadiyah Bulukumba, 20 dosen tetap yayasan, serta puluhan dosen luar biasa dari kalangan akademisi dan praktisi.
Selain puluhan ruang perkuliahan, fasilitas yang ada saat ini antara lain laboratorium biologi, laboratorium micro teaching, laboratorium komputer, serta perpustakaan dan masjid.
KETUA STKIP MUHAMMADIYAH. Sumrah sudah dua periode menjadi Ketua STKIP Muhammadiyah Bulukumba, yakni periode pertama 2005-2009, dan periode kedua 2009-2013.
Sejak 1966
STKIP Muhammadiyah yang berdiri pada 1966 awalnya adalah perguruan tinggi yang berafiliasi pada IKIP Muhammadiyah Jakarta (sekarang Uhamka, Jakarta), kemudian menjadi filial dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
Tahun 1980, barulah STKIP Muhammadiyah Bulukumba berdiri sendiri dengan membuka program Diploma Tiga (D3) Pendidikan Sosial. Tahun 1985, status D3 Pendidikan Sosial ditingkatkan dan diubah menjadi program Sarjana (S1) Pendidikan Luar Sekolah.
Tahun 1996, perguruan tinggi ini menambah dua program studi baru, yakni S1 Pendidikan Biologi dan S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Tahun 2010, STKIP Muhammadiyah Bulukumba kembali menambah satu program studi baru, yakni Pendidikan Bahasa Inggris, tetapi karena Surat Keputusan (SK) Izin Operasionalnya baru terbit pada November 2010, maka mereka baru akan menerima mahasiswa baru pada tahun akademik 2011-2012.
''Alumni kami tercatat sudah 2.560 orang. Mereka umumnya telah bekerja di berbagai kota dan kabupaten, seperti di Sulawesi Utara, Kalimantan, Maluku, dan Jawa,'' kata Sumrah.
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kopertis9-sulawesi.blogspot.com/]
Kamis, 05 Mei 2011
Dosen Kopertis IX Sulawesi Diminta Masukkan Berkas Validasi
Seluruh dosen negeri yang diperbantukan (Dosen DPK) pada perguruan tinggi swasta (PTS) di wilayah Kopertis Wilayah IX Sulawesi, serta seluruh pegawai (pejabat struktural maupun staf) Kopertis IX Sulawesi, diminta melengkapi berkas dan disetor ke kantor Kopertis IX Sulawesi.
Permintaan tersebut didasarkan pada Surat Edaran Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan Nasional, Nomor: 99387/A.4.1/KP/2011, perihal Validasi Data Pegawai di Lingkungan Kemdiknas Tahun 2011.
Berkas yang dibutuhkan, yaitu:
1. SK CPNS
2. SK Pangkat PNS (A)
3. Ijazah Pendidikan Tinggi (B)
4. Pas foto 4x6 berwarna latar merah = 1 lembar
5. Fotocopy Karpeg
6. Fotocopy KTP
7. Surat Pernyataan Menduduki Jabatan
8. SK Misbar Pindah (D)
9. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas
10. Sertifikat Pelatihan
11. Daftar Riwayat Hidup (E)
Keterangan:
- (A) = SK Pengkat PNS dari pengangkatan pertama s.d sekarang
- (B) = Fotocopy Ijazah & Transkrip Nilai S1, S2, S3 yang telah dilegalisir
- (C) = Bagi pegawai yang memegang jabatan struktural
- (D) = Bagi pegawai yang pernah pindah dari instansi pemerintah di luar Kopertis IX Sulawesi
- (E) = Daftar Riwayat Hidup (DRH) berisi riwayat pendidikan, pelatihan, atau penghargaan yang pernah diterima disertai bukti fisik.
Demikian Surat Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi yang ditandatangani Sekretaris Pelaksana Drs Ibrahim MM, nomor: 1796/009/KP/2011, perihal Validasi Data Pegawai, tertanggal 28 April 2011, yang ditujukan kepada seluruh pejabat struktural (dosen dan pegawai) di lingkup Kopertis IX Sulawesi dan staf pegawai Kantor Kopertis IX Sulawesi.
(Asnawin/Humas Kopertis IX Sulawesi)
Minggu, 01 Mei 2011
Kopertis IX Sulawesi Sumbang 103 Kantong Darah
DONOR DARAH. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah IX Sulawesi menyumbangkan 103 kantong darah kepada Palang Merah Indonesia (PMI) Sulsel setelah melakukan donor darah pada tiga tempat di Kota Makassar, antara lain di Kampus Perguruan YAPMA Jl Maccini Raya 197, pada Senin, 25 April 2011, yang diikuti 75 peserta. (Foto: Humas Kopertis IX Sulawesi/Wahab)
---------------
Kopertis IX Sulawesi Sumbang 103 Kantong Darah
- 100 Anak Disunat, 75 Ibu Hamil Diperiksa
Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah IX Sulawesi menyumbangkan 103 kantong darah kepada Palang Merah Indonesia (PMI) Sulsel setelah melakukan donor darah pada tiga tempat di Kota Makassar.
Donor darah pertama dilakukan di Kampus Perguruan YAPMA Jl Maccini Raya 197, pada Senin, 25 April 2011, yang diikuti 75 peserta. Donor darah kedua dilaksanakan di Kampus YPUP Jl Andi Tonro, Minggu, 1 Mei 2011, yang diikuti 12 peserta, sedangkan donor darah ketiga dilaksanakan di kantor Kopertis IX Sulawesi Jl Bung Km-9 Makassar, Senin, 2 Mei 2011.
''Donor darah ini merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2011,'' jelas Panitia Baksos Hardiknas 2011 Kopertis IX Sulawesi, Ir Andi Tenri Atta Lantara, kepada Humas Kopertis IX Sulawesi, Asnawin, di Makassar, Senin, 2 Mei 2011.
Kegiatan donor darah tersebut terlaksana atas kerjasama panitia, Klinik YAPMA, Palang Merah Indonesia (PMI) Sulsel, dan Unit Transfusi Darah (UTD) Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel.
Sunatan Massal dan Pemeriksaan Ibu Hamil
Selain donor darah, panitia baksos Hardiknas 2011 Kopertis IX Sulawesi juga menggelar sunatan massal dan pemeriksaan kesehatan ibu hamil, di Kampus Perguruan YAPMA Jl Maccini Raya 197, pada Senin, 25 April 2011.
Tenri Atta menjelaskan, sunatan massal diikuti 100 anak, sedangkan pemeriksaan kesehatan ibu hamil diikuti 75 orang.
KAMPUS YAPMA. Perguruan YAPMA terdiri atas lima perguruan tinggi swasta, yaitu Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Makassar dipimpin Ir A Tenri Atta Lantara, Akper Makassar dipimpin Asriadi Lande, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar dipimpin Andi Esse Puji, Akademi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (AK3) Makassar dipimpin Nadimin, serta Akbid Makassar dipimpin Andi Asriani. (asnawin)
Kopertis IX Gelar Pekerti Dua Angkatan
PEKERTI 2011. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah IX Sulawesi akan menggelar penataran Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (Pekerti) bagi dosen Kopertis IX Sulawesi, dalam dua angkatan. Angkatan pertama digelar Minggu, 8-13 Mei 2011, di Hotel Bumi Asih, Makassar, sedangkan angkatan kedua dilaksanakan pada 14-19 Mei 2011, juga di Hotel Bumi Asih, Makassar.
---------------------
Kopertis IX Gelar Pekerti Dua Angkatan
Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah IX Sulawesi akan menggelar penataran Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (Pekerti) bagi dosen Kopertis IX Sulawesi, dalam dua angkatan.
Angkatan pertama digelar Minggu, 8-13 Mei 2011, di Hotel Bumi Asih, Makassar, sedangkan angkatan kedua dilaksanakan pada 14-19 Mei 2011, juga di Hotel Bumi Asih, Makassar.
Kasubag Kelembagaan Kopertis IX Sulawesi, Pattola Muhajir SE MM, kepada Humas Kopertis IX Sulawesi, Senin, 2 Mei 2011, menjelaskan, pihaknya telah mengirimkan penyampaian melalui surat kepada para pimpinan perguruan tinggi swasta se-Sulawesi tentang pelaksanaan Pekerti tersebut.
Peserta yang berminat mengikuti kegiatan tersebut diwajibkan membawa buku pegangan yang dipakai mengajar minimal dua buku dan disarankan membawa laptop atau notebook.
''Khusus bagi peserta dari luar Kota Makassar dan luar provinsi Sulsel agar membawa SPPD yang ditandatangani oleh pimpinan perguruan tinggi dan cap stempel perguruan tinggi,'' jelas Pattola, seraya menambahkan bahwa para calon peserta diharapkan menghubungi panitia paling lambat tiga hari sebelum pelaksanaan Pekerti. (asnawin)
Kopertis IX Sulawesi Miliki 60 Guru Besar
GURU BESAR BARU. Delapan dari 11 Guru Besar baru Kopertis Wilayah IX Sulawesi yang menerima Surat Keputusan (SK) pada upacara peringatan Hardiknas 2011, di halaman kantor Kopertis IX Sulawesi. Dari kiri ke kanan, Prof Dr Hj Masdar SE MSi, Prof Dr Said Sampara Salman SH MHum, Prof Dr Ir Zulkifli MM, Prof Dr A Baso Amang SE MSi, Prof Dr H Achmad Gani SE MSi, Prof Dr Ir Andi Muhibuddin MP, Prof Dr Syafiuddin MSi, Prof Dr Mariana SE MSi. (Foto: Wahab/Humas Kopertis IX Sulawesi)
---------------
Kopertis IX Sulawesi Miliki 60 Guru Besar
Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah IX Sulawesi telah memiliki 60 Guru Besar (tidak termasuk yang sudah meninggal dunia dan yang sudah pensiun) dari berbagai bidang ilmu, termasuk 11 orang yang menerima Surat Keputusan Pengangkatan Guru Besar dari Mendiknas, pada upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2011, di halaman upacara Kantor Kopertis IX Sulawesi, Jl Bung km-9, Makassar, Senin, 2 Mei 2011.
Ke-11 Guru Besar baru tersebut adalah :
1. Prof Dr Mariana SE MSi (bidang ilmu ekonomi, dosen DPK pada STIEM Bongaya, Makassar)
2. Prof Dr Syafiuddin MSi (pertanian, DPK Unismuh Makassar)
3. Prof Dr Ir Andi Muhibuddin MP (pertanian, DPK Universitas 45, Makassar)
4. Prof Dr H Achmad Gani SE MSi (ekonomi, DPK UMI Makassar)
5. Prof Dr A Baso Amang SE MSi (ekonomi, DPK Universitas Indonesia Timur, Makassar)
6. Prof Dr Ir Zulkifli MM (pertanian, DPK Universitas Islam Makassar)
7. Prof Dr Renny Mintje Sumarauw MSi (administrasi publik, DPK Universitas Kristen Tomohon, Sulawesi Utara)
8. Prof Dr Said Sampara Salman SH MHum (ilmu hukum, dosen tetap yayasan UMI Makassar)
9. Prof Dr Hj Masdar SE MSi (ekonomi, DTY UMI Makassar)
10. Prof Dr Hj Jeni Kamase SE MSi (ekonomi, DTY UMI Makassar)
11. Dr Johanis Ohotimur (teologia, DTY STTF Seminari Pineleng, Sulawesi Utara). (asnawin)
Langganan:
Postingan (Atom)