Sabtu, 13 Februari 2010
Kiat Sukses Tribun Timur di Tengah Persaingan
Opini Harian TRIBUN TIMUR Makassar
(www.tribun-timur.com)
Sabtu, 13 Februari 2010
Kiat Sukses Tribun Timur di Tengah Persaingan
Asnawin
(mahasiswa S2 Ilmu Komunikasi Universitas Satria Makassar)
Teknologi informasi dan komunikasi telah membentuk kebiasaan baru masyarakat dunia. Siapa saja yang tidak segera menyesuaikan diri, ia akan tertinggal dan dilupakan. Hukum aksiomatik teknologi berkembang berdasarkan deret ukur, melampaui deret hitung. Jika tidak berani melakukan lompatan penyesuaian, kita akan tertinggal jauh.
Demikianlah sifat perubahan dan penetrasi teknologi informasi dan komunikasi terhadap pola dan gaya hidup dalam pergaulan masyarakat modern. Untuk mampu bertahan hidup di era teknologi informasi dan komunikasi dengan perubahan yang gencar dan dahsyat itu, dibutuhkan kemampuan penyesuaian diri.
Charles Darwin dalam teori evolusinya mengatakan bahwa pada akhirnya, bukan yang kuat yang mampu bertahan hidup (survive), melainkan yang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Teori evolusi yang telah berusia satu setengah abad itu tidak perlu lagi diragukan atau disangkal kebenarannya, termasuk dalam dunia media massa. Banyak media massa, terutama media cetak, yang akhirnya mati karena tak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya dan di lingkungan pergaulan global.
Salah satu contohnya yaitu harian Pedoman Rakyat di Makassar yang terbit sejak 1 Maret 1947 dan pernah begitu berjaya di Sulawesi Selatan, namun akhirnya mati dan tidak terbit lagi sejak 3 Oktober 2007, karena tak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan.
Pertanyaannya kemudian adalah apa kiat atau jurus apa yang digunakan oleh media cetak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan perubahan yang terjadi di sekitarnya agar mampu bertahan hidup dan eksis di tengah persaingan antar-media?
Untuk menjawab pertanyaan itu, izinkan saya mengambil sampel harian Tribun Timur yang terbit di Makassar sejak 9 Februari 2004.
Tribun Timur hadir di saat persaingan antar-media massa begitu ketat. Ketika Makassar disesaki ratusan media massa, mulai dari media cetak, hingga media elektronik dan media online. Hingga Februari 2010 ini saja, PWI Sulawesi Selatan mencatat sekitar 80-an media cetak berdasarkan tempat bekerja wartawan yang terdaftar sebagai anggotanya. Jumlah tersebut sudah jauh berkurang dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Tribun Timur hadir di saat banyak orang yang ragu atas masa depan media cetak. Pendiri Microsoft, Bill Gates, pada tahun 1990 pernah meramalkan bahwa media cetak ''surat kabar akan mati'' dalam tempo 10 tahun ke depan atau tepatnya sepuluh tahun sejak dimulainya era internet. Ternyata ramalan tersebut tidak terbukti.
Belakangan, Bill Gates kembali membuat ramalan bahwa mungkin sampai 50 tahun ke depan masih ada orang yang mencetak surat kabar, tetapi ia berkeras bahwa suatu saat nanti tidak ada lagi surat kabar atau koran, majalah, dan bahkan buku pun tidak ada lagi yang dicetak. Semua akan tampil secara digital melalui sebuah alat berbentuk tablet atau elektronik paper.
Kita tidak tahu apakah ramalan Bill Gates bakal terbukti atau lagi-lagi meleset. Yang pasti, Bill Gates berpikir dan berbicara sebagai ahli teknologi, bukan sebagai wartawan atau pakar media massa.
Tribun Timur mungkin lebih memercayai Wolfgang Riepl, pemimpin redaksi Nuernberger Zeitung, dibanding Bill Gates.
Pada tahun 1913, Wolfgang Riepl dengan berani mengatakan bahwa media baru bukan pengganti atau substitusi media lama, melainkan tambahan atau kumulatif. Buktinya kehadiran televisi sebagai media massa interaktif, juga tidak mematikan surat kabar, karena televisi hanyalah tambahan atau kumulatif, dan bukan pengganti surat kabar.
Penyesuain
Media massa online yang menggunakan internet sebagai sarananya, memang tengah ''naik daun'' dan digandrungi ratusan juta, bahkan mungkin miliaran orang di dunia, tetapi masih banyak orang yang membutuhkan media cetak surat kabar untuk mendapatkan informasi dan hiburan.
Antara media cetak dan media online akan terjalin sebuah konvergensi, saling melengkapi satu dengan yang lain. Kelebihan media online yang bisa menyajikan berita secara cepat dan real time, memang takkan bisa ditandingi oleh media cetak.
Karena itu untuk bisa bertahan, media cetak harus membuat berbagai perubahan. Perubahan ini misalnya dengan membuat ukuran koran lebih kecil untuk menarik minat sekaligus memudahkan konsumen membacanya, serta membuat versi online.
Media cetak surat kabar, tabloid, dan majalah yang tidak melakukan penyesuaian, baik bentuk maupun isinya, dapat dipastikan akan tertinggal, ditinggalkan pembacanya, dan akhirnya mati.
Apa yang dilakukan oleh harian Tribun Timur sehingga mampu bertahan hidup dan eksis di tengah persaingan antar-media, khususnya di Sulawesi Selatan? Jawabnya, Tribun Timur sudah melakukan banyak hal untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan perubahan di sekitarnya.
Dari berbagai rubrik yang disajikan dalam versi media cetak, Tribun Timur yang lahir bertepatan dengan Hari Pers Nasional (HPN) enam tahun silam, tampak jelas telah dan terus menerus berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat profesional kota dan keluarga metropolitan.
Tribun Timur antara lain memanjakan pembacanya dengan suguhan berita dan rubrik gaya hidup (lifestyle), seperti Tribun Women, Tribun Kids, Tribun Health, Cellular Style, Tribun Automoto, Tribun Motor, Tribun Griya, Tribun Skul, Tribun Property, Tribun Techno, Tribun Shopping, Tribun Mal, dan masih banyak lagi.
Rubrik-rubrik tersebut juga sangat interaktif dan variatif, gaul, serta komunikatif. Tribun Timur pun melibatkan masyarakat melalui citizen reporter, melalui pesan singkat sms, melalui facebook, dan public services.
Selain berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan, Tribun Timur juga berupaya mendekatkan diri dengan masyarakat kabupaten dan desa-desa dengan membuka rubrik daerah (Sulsel dan Sulbar).
Rubrik umum juga banyak, antara lain Opini, Politik, Nasional, Internasional, Bisnis, dan Olahraga (super ball, soccer hot ews, sport style, sport hot news, tribun psm). Tribun pun tak lupa mengakomodir kebutuhan beberapa komunitas, antara lain komunitas warga keturunan Tionghoa.
Sejak awal kelahirannya, Tribun Timur juga langsung hadir dengan edisi online melalui www.tribun-timur.com, yang menampilkan ulang berita-berita dan informasi yang telah ditampilkan dalam versi cetak, serta berita-berita real time (berita-berita yang dapat berubah setiap saat).
Informasi dan berita-berita yang disajikan Tribun Timur melalui berbagai penyesuaian itu telah menimbulkan efek komunikasi massa yang efektif, sehingga disenangi masyarakat dan banyak iklannya. Inilah kiat sukses Tribun Timur sehingga mampu eksis di tengah persaingan antar-media massa.
Rubrik yang disajikan dan gaya penyajian Tribun Timur, baik versi cetak maupun versi online secara langsung maupun tidak langsung telah menerpa, menarik perhatian, memberikan pemahaman, serta mengubah perilaku dan sikap masyarakat pembacanya.
Itu semua tentu tidak terlepas dari hasil penelitian pasar (market research) yang dilakukan manajemen Tribun Timur untuk mengetahui profil pembacanya, rubrik apa yang disenangi, koran apa yang dianggap pesaing, dan sebagainya. Intinya, Tribun Timur ingin mengetahui apakah pasarnya sudah berubah atau belum. Kalau sudah berubah, tentu akan diadakan kebijakan lain agar Tribun Timur tetap disenangi atau tepatnya dipahami pembacanya.
Mengakhiri tulisan ini, izinkan saya mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke-6 kepada harian Tribun Timur dan Selamat Hari Pers Nasional 2010. Semoga pers, pemerintah, dan masyarakat dapat saling bersinerji secara positif untuk mengisi kemerdekaan dan membangun bangsa Indonesia ke depan.***
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Bung Asnawin, terima kasih atas ulasannya tentang Tribun Timur.
Terima kasih kembali. Sukses selalu buat Bung Dahlan dan jayalah terus Tribun Timur....
Posting Komentar