Jumat, 09 Oktober 2015

Anekdot: Dosen dan Presiden



Ribuan dosen berterimakasih kepada presiden, karena usulan mereka untuk diangkat sebagai Guru Besar alias profesor diterima dan telah ditandatangani oleh presiden. Tak ada satu pun usulan calon Guru Besar yang ditolak. Semua diterima dan langsung ditandatangani oleh presiden. (int)




--------


Anekdot:

Dosen dan Presiden


Ribuan dosen berterimakasih kepada presiden, karena usulan mereka untuk diangkat sebagai Guru Besar alias profesor diterima dan telah ditandatangani oleh presiden. Tak ada satu pun usulan calon Guru Besar yang ditolak. Semua diterima dan langsung ditandatangani oleh presiden.

Ribuan dosen lain pun berlomba-lomba mengajukan usulan untuk diangkat jadi Guru Besar.
"Ini kesempatan besar," kata seorang dosen.
"Ya, mumpung presiden kita begitu," timpal dosen lain.
"Pokoknya ajukan saja usulannya. Makin banyak makin bagus, karena presiden tidak mungkin baca satu per satu," kata dosen

Melihat begitu banyak dosen yang diangkat jadi Guru Besar dan melihat begitu banyak usulan baru yang masuk, Menteri Ristek dan Dikti kaget.
Menteri Keuangan juga kaget. Mereka berdua pun langsung menghadap presiden.

"Bagaimana ini pak. Mengapa semua usulan ditandatangani?," tanya Menteri Ristek dan Dikti.
"Berarti anggaran untuk gaji dan tunjangan dosen untuk tahun depan akan membengkak pak," timpal Menteri Keuangan.
"Gimana sih kalian ini. Tumpukan surat di atas meja saya itu kan banyak. Tidak mungkin saya baca satu per satu. Makanya seleksi dulu dong, baru ajukan usulannya," bentak presiden. (asnawin)

Tidak ada komentar: