Menyinggung suka-dukanya menjadi Satpam, ayah tujuh anak dan kakek dari enam cucu ini mengatakan, sukanya antara lain kalau pimpinan mengucapkan terima kasih dan memberikan sesuatu setelah dirinya bersama rekan-rekannya berhasil meredakan aksi atau bentrok antar-mahasiswa.
“Kalau soal duka atau hal-hal yang tidak menyenangkan, saya kira tidak perlu dibicarakan, karena saya tidak pernah mempersoalkan itu,” kata Yusen yang memang selalu tersenyum kepada semua orang. (Foto: Asnawin)
“Kalau soal duka atau hal-hal yang tidak menyenangkan, saya kira tidak perlu dibicarakan, karena saya tidak pernah mempersoalkan itu,” kata Yusen yang memang selalu tersenyum kepada semua orang. (Foto: Asnawin)
--------------
Yusen
C:
Melerai
Mahasiswa yang Bentrok
Pengalamannya selama menjalani profesi
Satpam (satuan pengamanan) atau security sudah cukup banyak, termasuk
menghadapi mahasiswa yang sedang marah, bahkan cenderung anarkis, saat
melakukan aksi unjukrasa di dalam kampus.
Ya, Yusen C yang sejak 1 Januari 2012 menjadi
anggota Satpam di Kopertis Wilayah IX Sulawesi, sebelumnya sudah menjadi Satpam
selama kurang lebih 19 tahun pada dua perguruan tinggi swasta di Kota Makassar.
“Saya cukup sering berhadapan dengan
mahasiswa yang demo di dalam kampus, termasuk melerai mahasiswa yang bentrok
dengan sesamanya mahasiswa,” ungkap pria kelahiran April 1963, kepada “Cerdas”,
di Pos Satpam Kopertis IX Sulawesi, belum lama ini.
Menyinggung suka-dukanya menjadi Satpam,
ayah tujuh anak dan kakek dari enam cucu ini mengatakan, sukanya antara lain
kalau pimpinan mengucapkan terima kasih dan memberikan sesuatu setelah dirinya
bersama rekan-rekannya berhasil meredakan aksi atau bentrok antar-mahasiswa.
“Kalau soal duka atau hal-hal yang tidak
menyenangkan, saya kira tidak perlu dibicarakan, karena saya tidak pernah
mempersoalkan itu,” kata Yusen yang memang selalu tersenyum kepada semua orang.
Tentang pekerjaannya sebagai Satpam di
Kopertis Wilayah IX Sulawesi, dia mengatakan gajinya memang tidak besar, tetapi
dirinya merasa lebih senang dan tenang dibandingkan ketika masih bekerja di
tempat sebelumnya.
“Rumah saya juga dekat dari kantor,
cukup dengan jalan kaki,” kata yusen sambil tertawa. (win)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar