Selasa, 17 Maret 2009
Fasilitas STIKES Bina Bangsa Majene Cukup Lengkap
CUKUP LENGKAP. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bina Bangsa Majene, Sulawesi Barat, yang terletak di Jl. Poros Lutang (depan terminal baru Majene), memiliki fasilitas yang cukup lengkap, antara lain laboratorium keperawatan, laboratorium kebidanan, laboratorium bahasa, perpustakaan, ruang aplikasi komputer, asrama mahasiswa, dan asrama dosen. (int)
STIKES Fatimah Mamuju Terus Berbenah
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Fatimah Mamuju terus-menerus melakukan pembenahan, mulai dari peningkatan kualitas SDM tenaga pengajar hingga penyiapan sarana dan prasarana. STIKES Fatimah telah memiliki kampus yang cukup refresentatif di Mamuju (J. Soekarno Hatta No. 9), yang terdiri atas beberapa ruangan kuliah, kantor, laboratorium keperawatan, laboratorium kebidanan, laboratorium komputer, ruang perpustakaan, serta aula. (Foto: Asnawin)
Koordinator Resmikan ICT Centre AMIK Tomakaka
KAMPUS AMIK TOMAKAKA. Koordinator Kopertis IX Sulawesi, Prof Dr HM Basri Wello MA, meresmikan penggunaan ICT Centre AMIK Tomakaka, Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu, 14 Maret 2009. ICT Centre AMIK Tomakaka terletak di Kompleks Ruko Tomakaka Group Jl. Jend. Sudirman (depan SPBU Simbro), Mamuju, 91512. Selain ICT Centre, Prof Basri Wello juga meresmikan Studio 36to, dan Warnet OGIto.net. (int)
Grup Milis Humas Kopertis IX Sulawesi
Dengan rendah hati, kami mengajak para Humas perguruan tinggi swasta lingkup Kopertis WIlayah IX Sulawesi untuk menjadikan grup ini sebagai ajang diskusi dan pertukaran informasi demi kejayaan dan eksistensi PTS, khususnya di lingkungan Kopertis Wilayah IX Sulawesi. -- Asnawin -- (Humas Kopertis Wilayah IX Sulawesi)
Wisuda Perdana STIE Ichsan Pohuwato
Sekda Pohuwato, Ardin Pakili mengatakan, wisuda sajana angkatan pertama STIE Ichsan merupakan peristiwa bersejarah bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Pohuwato, karena inilah untuk pertama kalinya perguruan tinggi di daerah tersebut menelurkan sarjana, apalagi sebagian dari sarjana tersebut adalah pegawai di lingkup Pemkab Pohuwato. (int)
Jangan Berhenti dengan Ijazah Diploma
WISUDA. Sekretaris Pelaksana Kopertis Wilayah IX Sulawesi Ibrahim Saman (duduk di depan paling kanan) turut menghadiri acara wisuda AMIK Tomakaka, di Mamuju, Minggu, 15 Maret 2009. Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof Basri Wello mengingatkan para alumni akademi agar tidak berhenti dengan ijazah diploma (D3), tetapi harus melanjutkan kuliah minimal hingga sarjana (S1). (Foto: Asnawin)
Unsulbar Harus Berikan Jaminan Mutu
KAMPUS UNSULBAR. Masyarakat Sulawesi Barat (Sulbar) tidak perlu lagi jauh-jauh ke provinsi lain untuk menimba ilmu di perguruan tinggi, tetapi cukup mendaftar kuliah di Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar). Tetapi Unsulbar juga harus memberikan jaminan mutu. -- Prof Basri wello -- (Koordinator Kopertis IX Sulawesi)
Empat Indikator Kesarjanaan
STIE Muhammadiyah Mamuju mewisuda 94 alumninya, terdiri atas 61 alumni program studi Manajemen, serta 33 alumni program Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. Lulusan terbaik pada wisuda tahun ini atas nama Hasan dari program studi Manajemen, dan atas nama Mirawati dari program Studi Pembangunan. (int)
Kopertis Warning Prodi Kesehatan
Kopertis Wilayah IX Sulawesi memberi "warning" (peringatan) kepada perguruan tinggi kesehatan atau perguruan tinggi yang membuka program studi (prodi) kesehatan. Mereka diingatkan bahwa jumlah prodi kesehatan kini semakin banyak, sehingga dikhawatirkan kelak terjadi "over production" (produk berlebihan) yang berujung terjadinya pengangguran. (Foto: Asnawin)
99 Prodi Akan Dihapus Kopertis Wilayah IX
Laporan: Syamsul Bahri. tribuntimurcom@yahoo.com
Rabu, 11 Maret 2009 | 22:05 WITA
MAKASSAR, Tribun - Terdapat 99 program studi akan dihapus oleh Kopertis Wilayah XI Sulawesi.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof Dr Basri Wello MA usai memberi kata sambutan pada acara Capping Day Sekolah Tinggi Ilmu Kepaerawatan (STIKPER) di Gedung Balai Manunggal, Makassar, Rabu (11/3).
Menurutnya 99 ini akan dihapus karena tidak produktif, dan tidak pernah mempunyai laporan ke Kopertis Wilayah IX.
"Kami akan memberi sanksi bagi prodi yang tidak ada laporan kegiatannya, dengan mencabut SK mereka, disini banyak prodi yang seperti itu," tegasnya.(*)
Rabu, 11 Maret 2009 | 22:05 WITA
MAKASSAR, Tribun - Terdapat 99 program studi akan dihapus oleh Kopertis Wilayah XI Sulawesi.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof Dr Basri Wello MA usai memberi kata sambutan pada acara Capping Day Sekolah Tinggi Ilmu Kepaerawatan (STIKPER) di Gedung Balai Manunggal, Makassar, Rabu (11/3).
Menurutnya 99 ini akan dihapus karena tidak produktif, dan tidak pernah mempunyai laporan ke Kopertis Wilayah IX.
"Kami akan memberi sanksi bagi prodi yang tidak ada laporan kegiatannya, dengan mencabut SK mereka, disini banyak prodi yang seperti itu," tegasnya.(*)
Kopertis IX Bentuk Bakohumas
"Melalui jaringan Bakohumas PTS Kopertis IX Sulawesi, kami juga dapat membentuk opini publik yang positif tentang Kopertis Wilayah IX Sulawesi. Selain itu, membentuk pencitraan positif tentang PTS-PTS di wilayah Kopertis IX Sulawesi.” -- Asnawin -- (Humas Kopertis Wilayah IX Sulawesi)
Selasa, 10 Maret 2009
Kopertis “Warning” Prodi Kesehatan
BEBERAPA mahasiswa salah satu perguruan tinggi kesehatan di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Perguruan tinggi kesehatan atau perguruan tinggi yang membuka program studi (prodi) kesehatan, diingatkan bahwa jumlah prodi kesehatan kini semakin banyak, sehingga dikhawatirkan kelak terjadi “over production” (produk berlebihan) yang berujung kepada terjadinya pengangguran. (Foto: Asnawin)
Senin, 09 Maret 2009
Kopertis IX Bentuk Bakohumas
Press Release
Kopertis IX Bentuk Bakohumas
Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah IX Sulawesi, akan membentuk Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) Kopertis IX Sulawesi.
Bakohumas Kopertis IX Sulawesi ini sangat berguna, terutama agar perguruan tinggi satu dengan perguruan tinggi lain dapat saling berkomunikasi, bertukar informasi, dan melakukan berbagai kerja sama untuk pencitraan dan pengembangan perguruan tinggi.
Ide pembentukan Bakohumas tersebut disampaikan Humas Kopertis IX, Asnawin, saat membawakan materi pada pertemuan Koordinator Kopertis IX dengan Pimpinan Perguruan Tinggi se-Provinsi Gorontalo, di Gorontalo, belum lama ini.
”Melalui jaringan Bakohumas PTS Kopertis IX Sulawesi, kita juga dapat membentuk opini publik yang positif tentang Kopertis Wilayah IX Sulawesi, serta opini publik atau pencitraan yang positif tentang PTS-PTS di wilayah Kopertis IX Sulawesi,” katanya.
Menanggapi ide tersebut, beberapa pimpinan PTS dan pemilik yayasan perguruan tinggi se-Gorontalo langsung memberikan sambutan positif, antara lain Rektor Universitas Gorontalo, Prof Dr Hariyadi Said, Rektor Universitas Ichsan Gorontalo (Unisan), Abdul Gaffar La Tjokke, Ketua STIE Ichsan Gorontalo Sulaeman SE MM, serta Ketua Yayasan Bina Mandiri Gorontalo, Ir H Aziz Rachman MM.
Hariyadi mengatakan ide tersebut sangat bagus, karena banyak sekali informasi yang perlu dikomunikasikan oleh para Humas untuk pemberitaan dan pencitraan PTS.
”Melalui Bakohumas, peran Humas PTS bisa lebih maksimal untuk komunikasi internal dan eksternal,” katanya.
Rektor Universitas Ichsan Gorontalo (Unisan), Abdul Gaffar La Tjokke, mengatakan melalui Bakohumas dan dengan pemanfaatan teknologi, jarak yang berjauhan antara PTS satu dengan PTS lainnya se-Sulawesi tidak lagi menjadi masalah.
”Komunikasi dan informasi dapat lebih lancar dengan adanya Bakohumas, apalagi kalau kita memanfaatkan jaringan internet,” ujarnya.
Asnawin mengatakan ide pembentukan Bakohumas tersebut berasal dari Koordinator Kopertis IX, Prof Dr HM Basri Wello MA, dan Sekretaris Pelaksana (Sespel) Kopertis IX, Drs H Ibrahim Saman MM.
”Saya hanya memformulasikan ide tersebut ” ungkapnya.
Langkah yang akan dilakukan antara lain mendaftarkan nomor telepon (kantor) dan nomor handphone seluruh Humas PTS untuk memudahkan komunikasi satu sama lain, membuat grup milis di internet, menerbitkan koran, serta mengadakan pertemuan berkala Bakohumas PTS Kopertis IX Sulawesi.
Makassar, 10 Maret 2009
Humas
Drs. Asnawin
Kopertis IX Bentuk Bakohumas
Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah IX Sulawesi, akan membentuk Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) Kopertis IX Sulawesi.
Bakohumas Kopertis IX Sulawesi ini sangat berguna, terutama agar perguruan tinggi satu dengan perguruan tinggi lain dapat saling berkomunikasi, bertukar informasi, dan melakukan berbagai kerja sama untuk pencitraan dan pengembangan perguruan tinggi.
Ide pembentukan Bakohumas tersebut disampaikan Humas Kopertis IX, Asnawin, saat membawakan materi pada pertemuan Koordinator Kopertis IX dengan Pimpinan Perguruan Tinggi se-Provinsi Gorontalo, di Gorontalo, belum lama ini.
”Melalui jaringan Bakohumas PTS Kopertis IX Sulawesi, kita juga dapat membentuk opini publik yang positif tentang Kopertis Wilayah IX Sulawesi, serta opini publik atau pencitraan yang positif tentang PTS-PTS di wilayah Kopertis IX Sulawesi,” katanya.
Menanggapi ide tersebut, beberapa pimpinan PTS dan pemilik yayasan perguruan tinggi se-Gorontalo langsung memberikan sambutan positif, antara lain Rektor Universitas Gorontalo, Prof Dr Hariyadi Said, Rektor Universitas Ichsan Gorontalo (Unisan), Abdul Gaffar La Tjokke, Ketua STIE Ichsan Gorontalo Sulaeman SE MM, serta Ketua Yayasan Bina Mandiri Gorontalo, Ir H Aziz Rachman MM.
Hariyadi mengatakan ide tersebut sangat bagus, karena banyak sekali informasi yang perlu dikomunikasikan oleh para Humas untuk pemberitaan dan pencitraan PTS.
”Melalui Bakohumas, peran Humas PTS bisa lebih maksimal untuk komunikasi internal dan eksternal,” katanya.
Rektor Universitas Ichsan Gorontalo (Unisan), Abdul Gaffar La Tjokke, mengatakan melalui Bakohumas dan dengan pemanfaatan teknologi, jarak yang berjauhan antara PTS satu dengan PTS lainnya se-Sulawesi tidak lagi menjadi masalah.
”Komunikasi dan informasi dapat lebih lancar dengan adanya Bakohumas, apalagi kalau kita memanfaatkan jaringan internet,” ujarnya.
Asnawin mengatakan ide pembentukan Bakohumas tersebut berasal dari Koordinator Kopertis IX, Prof Dr HM Basri Wello MA, dan Sekretaris Pelaksana (Sespel) Kopertis IX, Drs H Ibrahim Saman MM.
”Saya hanya memformulasikan ide tersebut ” ungkapnya.
Langkah yang akan dilakukan antara lain mendaftarkan nomor telepon (kantor) dan nomor handphone seluruh Humas PTS untuk memudahkan komunikasi satu sama lain, membuat grup milis di internet, menerbitkan koran, serta mengadakan pertemuan berkala Bakohumas PTS Kopertis IX Sulawesi.
Makassar, 10 Maret 2009
Humas
Drs. Asnawin
Rabu, 04 Maret 2009
Nasib PTS di Ujung Telunjuk Kopertis
Nasib PTS di Ujung Telunjuk Kopertis
Perguruan tinggi swasta (PTS) kini harus berbaik-baik dengan Kopertis (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta), karena nasib mereka dan nasib program studi yang mereka kelola berada di “ujung telunjuk” Kopertis.
Kopertis kini menangani perpanjangan izin PTS dan program studi. Selain itu, Kopertis juga menangani kenaikan pangkat akademik dosen PTS, mulai pangkat Asisten Ahli hingga Lektor.
“Kopertis telah mendapat limpahan tugas dari Dikti (Direktorat Pendidikan Tinggi Depdiknas) untuk menangani perpanjangan izin PTS dan program studi, serta kenaikan pangkat akademik dosen PTS,” ungkap Koordinator Kopertis IX Sulawesi, Prof Dr HM Basri Wello MA, pada acara wisuda sarjana angkatan I STIE Ichsan Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Selasa, 3 Maret 2009.
Tercatat sebanyak 99 program studi yang dikelola sejumlah PTS kini terancam ditutup, karena pengelolaannya tidak lagi memenuhi standar.
Sehubungan dengan itu, Basri Wello meminta para pengelola PTS agar memperhatikan standard an syarat-syarat yang berlaku dalam mengelola perguruan tinggi.
Dia juga mengingatkan bahwa rasio dosen dan mahasiswa untuk wilayah Kopertis IX Sulawesi, yaitu satu dosen berbanding 45 mahasiswa untuk jurusan ilmu-ilmu sosial, serta satu dosen berbanding 35 mahasiswa untuk jurusan ilmu-ilmu eksakta.
Menyinggung pelaksanaan wisuda sarjana yang dilaksanakan STIE Ichsan, Pohuwato, Basri Wello mengatakan bahwa peristiwa wisuda mengandung tiga dimensi, yakni dimensi akademik, dimensi akuntabilitas dan pencitraan, serta dimensi sosial budaya.
Acara wisuda dihadiri Sekda Pohuwato, Drs. H. Ardin Pakili, Ketua Yayasan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Ichsan, Gorontalo, Dra. Jurika Abdussamad, Ketua STIE Ichsan Pohuwato, Sulaeman SE MM, para wisudawan dan sejumlah undangan.
Sekda Pohuwato, Ardin Pakili mengatakan, wisuda sajana angkatan pertama STIE Ichsan merupakan peristiwa bersejarah bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Pohuwato, karena inilah untuk pertama kalinya perguruan tinggi di daerah tersebut menelurkan sarjana, apalagi sebagian dari sarjana tersebut adalah pegawai di lingkup Pemkab Pohuwato.
Selain menghadiri acara wisuda di STIE Ichsan Pohuwato, Koordinator Kopertis IX Sulawesi beserta rombongan dari Makassar juga berkunjung ke STIM Boalemo sekaligus melakukan wawancara langsung di Radio Pendidikan E-Radio milik STIM Boalemo, serta mengadakan pertemuan dengan pimpinan dan Humas PTS se-Provinsi Gorontalo.
Anggota rombongan Koordinator Kopertis, yaitu Sekretaris Pelaksana, Drs H Ibrahim Saman MM, Kabag Akreditasi dan Kelembagaan Muhammad Amir Suddin SH, staf Bagian Akreditasi dan Kelembagaan Drs Andi Lukman, serta Humas Drs. Asnawin.
Humas Kopertis IX Sulawesi
Asnawin
-email: asnawin@gmail.com
-grup facebook: Humas Kopertis IX Sulawesi
-grup milis: humaskopertisIX-sulawesi@googlegroups.com
Kirim email ke grup ini: humaskopertisIX-sulawesi@googlegroups.com
Perguruan tinggi swasta (PTS) kini harus berbaik-baik dengan Kopertis (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta), karena nasib mereka dan nasib program studi yang mereka kelola berada di “ujung telunjuk” Kopertis.
Kopertis kini menangani perpanjangan izin PTS dan program studi. Selain itu, Kopertis juga menangani kenaikan pangkat akademik dosen PTS, mulai pangkat Asisten Ahli hingga Lektor.
“Kopertis telah mendapat limpahan tugas dari Dikti (Direktorat Pendidikan Tinggi Depdiknas) untuk menangani perpanjangan izin PTS dan program studi, serta kenaikan pangkat akademik dosen PTS,” ungkap Koordinator Kopertis IX Sulawesi, Prof Dr HM Basri Wello MA, pada acara wisuda sarjana angkatan I STIE Ichsan Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Selasa, 3 Maret 2009.
Tercatat sebanyak 99 program studi yang dikelola sejumlah PTS kini terancam ditutup, karena pengelolaannya tidak lagi memenuhi standar.
Sehubungan dengan itu, Basri Wello meminta para pengelola PTS agar memperhatikan standard an syarat-syarat yang berlaku dalam mengelola perguruan tinggi.
Dia juga mengingatkan bahwa rasio dosen dan mahasiswa untuk wilayah Kopertis IX Sulawesi, yaitu satu dosen berbanding 45 mahasiswa untuk jurusan ilmu-ilmu sosial, serta satu dosen berbanding 35 mahasiswa untuk jurusan ilmu-ilmu eksakta.
Menyinggung pelaksanaan wisuda sarjana yang dilaksanakan STIE Ichsan, Pohuwato, Basri Wello mengatakan bahwa peristiwa wisuda mengandung tiga dimensi, yakni dimensi akademik, dimensi akuntabilitas dan pencitraan, serta dimensi sosial budaya.
Acara wisuda dihadiri Sekda Pohuwato, Drs. H. Ardin Pakili, Ketua Yayasan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Ichsan, Gorontalo, Dra. Jurika Abdussamad, Ketua STIE Ichsan Pohuwato, Sulaeman SE MM, para wisudawan dan sejumlah undangan.
Sekda Pohuwato, Ardin Pakili mengatakan, wisuda sajana angkatan pertama STIE Ichsan merupakan peristiwa bersejarah bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Pohuwato, karena inilah untuk pertama kalinya perguruan tinggi di daerah tersebut menelurkan sarjana, apalagi sebagian dari sarjana tersebut adalah pegawai di lingkup Pemkab Pohuwato.
Selain menghadiri acara wisuda di STIE Ichsan Pohuwato, Koordinator Kopertis IX Sulawesi beserta rombongan dari Makassar juga berkunjung ke STIM Boalemo sekaligus melakukan wawancara langsung di Radio Pendidikan E-Radio milik STIM Boalemo, serta mengadakan pertemuan dengan pimpinan dan Humas PTS se-Provinsi Gorontalo.
Anggota rombongan Koordinator Kopertis, yaitu Sekretaris Pelaksana, Drs H Ibrahim Saman MM, Kabag Akreditasi dan Kelembagaan Muhammad Amir Suddin SH, staf Bagian Akreditasi dan Kelembagaan Drs Andi Lukman, serta Humas Drs. Asnawin.
Humas Kopertis IX Sulawesi
Asnawin
-email: asnawin@gmail.com
-grup facebook: Humas Kopertis IX Sulawesi
-grup milis: humaskopertisIX-sulawesi@googlegroups.com
Kirim email ke grup ini: humaskopertisIX-sulawesi@googlegroups.com
Akreditasi, Kebutuhan Setiap Perguruan Tinggi Swasta
AMINUDDIN SALLE. Dunia pendidikan di Indonesia masih di bawah standar dibanding negara lain di dunia. Berbagai fasilitas di lembaga perguruan tinggi juga masih jauh dari harapan untuk mendukung peningkatan sumber daya pendidikan kita. Belum lagi program studi yang terakreditasi di PTS yang masih berkisar 15 persen, khususnya di wilayah Kopertis Wilayah IX. Tentunya, ini sangat berpengaruh kepada luaran perguruan tinggi untuk diterima di dunia kerja.
---------------
Akreditasi, Kebutuhan Setiap Perguruan Tinggi Swasta
Oleh: Prof Dr H Aminuddin Salle SH MH
(Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi)
Harian "Fajar", Makassar
2 Mei 2008
(cetak.fajar.co.id)
Dunia pendidikan di Indonesia masih di bawah standar dibanding negara lain di dunia. Berbagai fasilitas di lembaga perguruan tinggi juga masih jauh dari harapan untuk mendukung peningkatan sumber daya pendidikan kita. Belum lagi program studi yang terakreditasi di PTS yang masih berkisar 15 persen, khususnya di wilayah Kopertis Wilayah IX. Tentunya, ini sangat berpengaruh kepada luaran perguruan tinggi untuk diterima di dunia kerja.
Bagaimana meningkatkan persentase akreditasi di PTS ini, dan apa kontribusi Kopertis Wilayah IX pada Hari Pendidikan Nasional yang diperingati hari ini? Berikut wawancara wartawan Fajar Ruslan Ramli dan Silahuddin Genda dengan Koordinator Kopertis Wilayah IX Prof Dr Aminuddin Salle. Petikannya:
Bagaimana Anda melihat perkembangan perguruan tinggi swasta (PTS) yang tergabung di Kopertis Wilayah IX?
Sejauh ini perkembangannya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sejak masuk di Kopertis IX sebagai koordinator, saya mendorong tiga visi untuk menjadikan Kopertis IX sebagai lembaga terkemuka di Indonesia yakni; peningkatan mutu, penegakan hukum, dan kebersamaan yang harmonis.
Peningkatan mutu antara lain dengan menggelar pelatihan-pelatihan kepada dosen. Pelatihan ini penting untuk mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang andal. Bagaimana mungkin mahasiswa bisa menjadi alumni yang berkualitas, kalau dosennya tidak bermutu.
Sedangkan penegakan hukum menyangkut komitmen untuk melakukan penertiban bagi PTS yang tidak punya izin penyelenggaraan kuliah. Tidak sedikit perguruan tinggi yang mengadakan proses perkualiahan, padahal belum memiliki izin. Kasus semacam inilah yang mau ditertibkan.
Secara internal di lingkungan Kopertis IX, persoalan penegakan hukum juga diberlakukan. Kalau ada yang salah diberi sanksi, dan kalau ada yang berprestasi diberi reward.
Sementara kebersamaan yang harmonis menyangkut kemampuan setiap PTS untuk saling bekerja sama demi peningkatan mutu. Dengan jumlah 311 PTS di Kopertis IX, 6.000-7.000 dosen, dan 1.014 program studi, maka ini adalah potensi besar untuk maju.
Kalau dikelola dengan bagus potensi ini, masing-masing PTS akan berkembang. Tetapi kalau masing-masing hanya jalan sendiri-sendiri, maka sulit untuk maju.
Dari 1.014 program studi yang ada di Kopertis IX, berapa banyak di antaranya yang sudah terakreditasi?
Harus diakui bahwa sampai saat ini baru sekitar 15-20 persen PTS yang sudah terakreditasi. Masih cukup banyak PTS yang belum melakukan akreditasi. Untuk satu perguruan tinggi saja, ada beberapa program studinya sudah terakreditasi, tetapi masih ada pula yang belum.
Termasuk PTS di Sulsel, masih banyak program studi yang belum terakreditasi. Yang rajin justru PTS di Manado.
Apa sebenarnya standar akreditasi bagi suatu perguruan tinggi?
Ada beberapa standar yang dipakai yakni; kepemimpinan, kemahasiswaan, SDM, kurikulum, prasarana dan sarana, pendanaan, tata pamong, sistem pengelolaan, sistem pembelajaran, suasana akademik, sistem informasi, sistem jaminan mutu, lulusan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dan program studi.
Apa sebenarnya persoalan utama dengan masih minimnya akreditasi itu?
Yang pertama masalah kepedulian dari penyelenggara untuk meningkatkan mutunya.
Apa dampak bagi perguruan tinggi yang tidak melakukan akreditasi?
Ke depan, alumninya bisa saja tidak diterima oleh suatu pelaksana kerja (perusahaan), karena program studinya belum terakreditasi. Saat ini banyak pelaksana kerja yang membutuhkan tenaga kerja dengan melihat administrasi program studinya.
Apakah sudah terakreditasi atau belum. Kalau belum, mereka tidak mau menerimanya. Kalau kondisinya begini, berarti yang rugi adalah alumni dan perguruan tingginya.
Apa upaya Kopertis IX terhadap masih minimnya program studi yang terakreditasi?
Harus diketahui bahwa yang menyelenggarakan akreditasi adalah Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Akreditasi adalah upaya BAN-PT untuk menilai dan menentukan status kualitas institusi perguruan tinggi berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan. Kopertis IX hanya bisa mengimbau PTS untuk melakukan akreditasi.
Karena kalau tidak, yang rugi adalah perguruan tinggi dan alumninya. Banyak kasus yang terjadi di tengah masyarakat di daerah-daerah, pendaftarannya ditolak karena program studinya belum terakreditasi.
Bagaimana pula dengan perguruan tinggi swasta yang membuka suatu program studi namun tidak punya peminat?
Ya, segera ditutup. Bagi saya kalau memang ada perguruan tinggi yang membuka suatu program studi, namun tidak direspons, maka langsung dilaporkan ke kita. Tutup saja. Kalau ada kemudahan untuk ditutup (program studi), berarti ada pula kemudahan untuk membuka.
Selain persoalan akreditasi, bagaimana sistem perkuliahan jarak jauh yang banyak melahirkan sarjana instan?
Sebenarnya, kuliah jarak jauh tidak dibenarkan sesuai aturan. Apalagi, kalau perguruan tinggi itu membuka pada satu provinsi. Yang dibenarkan adalah kuliah kelas jauh.
Apa bedanya kuliah jarak jauh dengan kelas jauh?
Itu sangat berbeda. Kuliah jarak jauh, itu lebih kepada sistem perkuliahan yang dilakukan dari jarak jauh atau sebuah lembaga perguruan tinggi membuka kelas pada satu provinsi.
Sedangkan, kelas jauh biasanya menggunakan perkuliahan dengan sistem teknologi informasi, seperti teleconference. Ini dilakukan oleh Universitas Terbuka (UT).
Apa harapan Anda sebagai Koordinator Kopertis Wilayah IX?
Sebagai koordinator tentunya saya sangat mengharapkan keseriusan perguruan tinggi swasta untuk melakukan akreditasi. Bila perlu, mereka berlomba-lomba mengurusnya untuk kepentingannya sendiri.
Apa kontribusi Kopertis IX di Hari Pendidikan ini?
Kopertis akan memberikan peniti emas kepada sembilan tokoh masyarakat non kependidikan yang peduli pendidikan. Misalnya, gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Sulut Sinyo Hery Sarundayang,
Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad, Bupati Muna Ridwan Bae, Bupati Luwuk Banggai Mamun Amin, pendiri Mega Rezky Alimuddin, Hasan Sulur (yayasan pendidikan di Sulbar) Zikir Sewal (yayasan Hikmat Makassar), dan Andi cecep Lantara (ketua yayasan pendidikan Makassar).
Apa indikatornya sampai diberikan pengharagaan itu?
Itu karena kerja dan karya nyata serta kepedulian mereka kepada dunia pendidikan. (ruslan@fajar.co.id)
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kopertis9-sulawesi.blogspot.com/]
Buku Profil Kopertis IX Bakal Terbit
Harian "Ujungpandang Ekspres", Senin, 09-02-2009 (www.ujungpandangekspres.com)
Buku Profil Kopertis IX Bakal Terbit
MAKASSAR, Upeks--Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) IX dalam waktu dekat akan menerbitkan buku yang memuat secara lengkap dan jelas program studi yang dikelola PTS.
Bukan itu saja, buku tersebut juga akan memuat izin operasional dari Dikti, akreditasi dari BAN-PT serta informasi terbaru lainnya tentang 320 perguruan tinggi swasta (PTS) yang ada di wilayah tersebut.
Hal itu ditegaskan Sekretaris Kopertis IX Sulawesi, Drs H Ibrahim Saman MM di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu. Menurutnya, buku ini sebenarnya sudah pernah terbit tahun 2005. Namun perkembangan dan pertumbuhan PTS yang sangat cepat menjadikan data yang termuat di buku tersebut sudah harus diperbaharui.
Termasuk perpanjangan izin operasional program studi serta yang sudah tidak melaksanakan aktivitas kegiatan karena peminatnya semakin berkurang.
Dia melanjutkan, kehadiran buku ini diharapkan bisa memberikan data akurat bagi masyarakat, Kopertis Wilayah IX Sulawesi sedang menyusun buku profil PTS Wilayah IX.
"Buku ini diharap bisa menjadi acuan dan rujukan bagi calon mahasiswa dan masyarakat yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan tinggi. Pengelola PTS diharapkan memberi data akurat kepada pengelola," jelas Ibrahim.
Dijelaskan, saat ini, jumlah PTS yang beroperasi tercatat 320 PTS dengan program studi mencapai 1.077. Dari ribuan prodi, ada 194 diantaranya sudah tiga tahun terakhir tidak pernah memberikan laporan proses pembelajaran di kampus.
"Prodi yang sudah tidak teratur berarti tidak aktif lagi dan harus dipantau setiap saat. Jika sudah tidak ada lagi peminat, sebaiknya ditutup saja dan mencari peluang prodi baru dengan peminat cukup besar," tandas Ibrahim. (Rahmah)
Buku Profil Kopertis IX Bakal Terbit
MAKASSAR, Upeks--Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) IX dalam waktu dekat akan menerbitkan buku yang memuat secara lengkap dan jelas program studi yang dikelola PTS.
Bukan itu saja, buku tersebut juga akan memuat izin operasional dari Dikti, akreditasi dari BAN-PT serta informasi terbaru lainnya tentang 320 perguruan tinggi swasta (PTS) yang ada di wilayah tersebut.
Hal itu ditegaskan Sekretaris Kopertis IX Sulawesi, Drs H Ibrahim Saman MM di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu. Menurutnya, buku ini sebenarnya sudah pernah terbit tahun 2005. Namun perkembangan dan pertumbuhan PTS yang sangat cepat menjadikan data yang termuat di buku tersebut sudah harus diperbaharui.
Termasuk perpanjangan izin operasional program studi serta yang sudah tidak melaksanakan aktivitas kegiatan karena peminatnya semakin berkurang.
Dia melanjutkan, kehadiran buku ini diharapkan bisa memberikan data akurat bagi masyarakat, Kopertis Wilayah IX Sulawesi sedang menyusun buku profil PTS Wilayah IX.
"Buku ini diharap bisa menjadi acuan dan rujukan bagi calon mahasiswa dan masyarakat yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan tinggi. Pengelola PTS diharapkan memberi data akurat kepada pengelola," jelas Ibrahim.
Dijelaskan, saat ini, jumlah PTS yang beroperasi tercatat 320 PTS dengan program studi mencapai 1.077. Dari ribuan prodi, ada 194 diantaranya sudah tiga tahun terakhir tidak pernah memberikan laporan proses pembelajaran di kampus.
"Prodi yang sudah tidak teratur berarti tidak aktif lagi dan harus dipantau setiap saat. Jika sudah tidak ada lagi peminat, sebaiknya ditutup saja dan mencari peluang prodi baru dengan peminat cukup besar," tandas Ibrahim. (Rahmah)
Kopertis IX Garap PTS ISO
Berita Kota Makassar, Jumat, 09-01-2009, (www.beritakotamakassar.com)
Kopertis IX Garap PTS ISO
MAKASSAR,BKM -- Kopertis Wilayah IX Sulawesi akan menggelar rapat kerja (raker) selama dua hari, 9-10 Januari mendatang 2009 di Parepare. Raker tersebut akan dihadiri sekitar seratus peserta yang berasal dari pegawai, unit kerja dilingkup Kopertis dan para dosen.
Sekretaris Pelaksana Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Ibrahim Saman kepada BKM, Kamis (8/1) mengatakan, materi yang akan dibahas pada raker tersebut adalah pemaparan isu aktual yakni penyerahan kewenangan perpanjangan program studi serta pengurusan pangkat akademik dari Asisten Ahli sampai Lektor dari Dirjen Pendidikan Tinggi ke Kopertis IX.
Selain itu, juga dibahas soal kesiapan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi ISO tahun 2009. "Kedua kewenangan yang diserahkan tersebut sekaligus menjadi tantangan bagi SDM Kopertis IX untuk menyukseskannya," ujar Ibrahim.
Agenda lain yang akan dibicarakan pada Raker tersebut, lanjut dia melakukan evaluasi pengawasan pengendalian dan pembinaan (Wasdalbin) 2008, dan melakukan evaluasi program tahun 2008. Pada kesempatan itu pula, juga akan memantapkan program kerja tahun 2009 yang sementara berjalan.
"Hasil raker ini akan menjadi keputusan bersama untuk dilaksanakan satu tahun kedepan. Tampil sebagai nara sumber Koordinator Kopertis IX Prof DR H Muh Basri Wello, Prof DR Syamsul Rijal, DR Guntur Yusuf dan Ir Amir Tjoneng," tukasnya. (R4)
Kopertis IX Garap PTS ISO
MAKASSAR,BKM -- Kopertis Wilayah IX Sulawesi akan menggelar rapat kerja (raker) selama dua hari, 9-10 Januari mendatang 2009 di Parepare. Raker tersebut akan dihadiri sekitar seratus peserta yang berasal dari pegawai, unit kerja dilingkup Kopertis dan para dosen.
Sekretaris Pelaksana Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Ibrahim Saman kepada BKM, Kamis (8/1) mengatakan, materi yang akan dibahas pada raker tersebut adalah pemaparan isu aktual yakni penyerahan kewenangan perpanjangan program studi serta pengurusan pangkat akademik dari Asisten Ahli sampai Lektor dari Dirjen Pendidikan Tinggi ke Kopertis IX.
Selain itu, juga dibahas soal kesiapan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi ISO tahun 2009. "Kedua kewenangan yang diserahkan tersebut sekaligus menjadi tantangan bagi SDM Kopertis IX untuk menyukseskannya," ujar Ibrahim.
Agenda lain yang akan dibicarakan pada Raker tersebut, lanjut dia melakukan evaluasi pengawasan pengendalian dan pembinaan (Wasdalbin) 2008, dan melakukan evaluasi program tahun 2008. Pada kesempatan itu pula, juga akan memantapkan program kerja tahun 2009 yang sementara berjalan.
"Hasil raker ini akan menjadi keputusan bersama untuk dilaksanakan satu tahun kedepan. Tampil sebagai nara sumber Koordinator Kopertis IX Prof DR H Muh Basri Wello, Prof DR Syamsul Rijal, DR Guntur Yusuf dan Ir Amir Tjoneng," tukasnya. (R4)
99 Prodi di Kopertis IX Dianggap Sudah Mati
Berita Kota Makassar, Kamis, 29-01-2009 (www.beritakotamakassar.com)
99 Prodi di Kopertis IX Dianggap Sudah Mati
MAKASSAR, BKM -- Sedikitnya 99 program studi (prodi) di lingkungan Kopertis Wilayah IX Sulawesi sudah dianggap mati, karena beberapa tahun terakhir sudah tidak ada lagi kabar beritanya. Kopertis sudah mengundang mereka dan meminta kesediaannya untuk ditutup oleh Kopertis atau menutup dirinya sendirinya.
Kondisi ini diungkap Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof Dr H Muh Basri Wello,MA pada sosialisasi perpanjangan izin program studi di Hotel Sahid, Selasa (27/1) malam. Sosialisasi dihadiri utusan koodinator, sekretaris dan Tenaga Operator Kopertis Wilayah VII, VIII, IX dan XII. Turut hadir Kasubdit Evaluasi Direktorat Akademik Dirjen Dikti Depdiknas, Ati Sugiarti,SH.
Hasil pertemuan PTS menyatakan diri secara sadar untuk menutup dirinya dengan mengajukan surat permohonan kepada Kopertis. Jika permohonan itu ditindaklanjuti dan Dikti langsung merespon secara positif, tentu akan memberi nilai tawar bagi Kopertis.
''Prodi yang sudah ditutup tersebut akan diumumkan di media, sehingga ada pengaruh psikolgi bagi para PTS pengelola,'' tandas Basri.
Penyerahan kewenangan Dikti ke Kopertis, kata Basri, merupakan penghargaan dan kepercayaan. Tapi pada sisi lain juga menjadi tantangan untuk menjalankan tugas dan kewenangan tersebut.
''Saat ini cukup banyak berkas perpanjangan izin dan izin baru prodi di Kopertis,'' ujarnya.
Sistem pelaporan EPSBED sistem online, diakui Koordinator Kopertis, menjadikan pengelola prodi harus hati-hati dan cermat dalam menyampaikan laporan. Data sudah tidak dapat dibuat-buat dan dimanipulasi, karena terbaca di pelaporan yang online. (R4)
99 Prodi di Kopertis IX Dianggap Sudah Mati
MAKASSAR, BKM -- Sedikitnya 99 program studi (prodi) di lingkungan Kopertis Wilayah IX Sulawesi sudah dianggap mati, karena beberapa tahun terakhir sudah tidak ada lagi kabar beritanya. Kopertis sudah mengundang mereka dan meminta kesediaannya untuk ditutup oleh Kopertis atau menutup dirinya sendirinya.
Kondisi ini diungkap Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof Dr H Muh Basri Wello,MA pada sosialisasi perpanjangan izin program studi di Hotel Sahid, Selasa (27/1) malam. Sosialisasi dihadiri utusan koodinator, sekretaris dan Tenaga Operator Kopertis Wilayah VII, VIII, IX dan XII. Turut hadir Kasubdit Evaluasi Direktorat Akademik Dirjen Dikti Depdiknas, Ati Sugiarti,SH.
Hasil pertemuan PTS menyatakan diri secara sadar untuk menutup dirinya dengan mengajukan surat permohonan kepada Kopertis. Jika permohonan itu ditindaklanjuti dan Dikti langsung merespon secara positif, tentu akan memberi nilai tawar bagi Kopertis.
''Prodi yang sudah ditutup tersebut akan diumumkan di media, sehingga ada pengaruh psikolgi bagi para PTS pengelola,'' tandas Basri.
Penyerahan kewenangan Dikti ke Kopertis, kata Basri, merupakan penghargaan dan kepercayaan. Tapi pada sisi lain juga menjadi tantangan untuk menjalankan tugas dan kewenangan tersebut.
''Saat ini cukup banyak berkas perpanjangan izin dan izin baru prodi di Kopertis,'' ujarnya.
Sistem pelaporan EPSBED sistem online, diakui Koordinator Kopertis, menjadikan pengelola prodi harus hati-hati dan cermat dalam menyampaikan laporan. Data sudah tidak dapat dibuat-buat dan dimanipulasi, karena terbaca di pelaporan yang online. (R4)
Syahrul Diagendakan Ceramah
Syahrul Diagendakan Ceramah
Sabtu, 7 Februari 2009 | 06:02 WITA (www.tribun-timur.com)
GUBERNUR Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo diagendakan memberi ceramah di hadapan 320 pimpinan perguruan tinggi swasta (TPS) se-Sulawesi di Hotel Sahid Jaya Makassar, Senin (16/2) mendatang.
Syahrul akan memberikan ceramah tentang peran pemerintah daerah dalam pengembangan kegiatan kemahasiswaan. Sekaligus memberi informasi tentang konsep pendidikan gratis kepada peserta Rapat Kerja Pimpinan Bidang Kemahasiswaan PTS se-Sulawesi.
"Pada raker itu juga akan dilakukan MoU dengan Pemrov Sulsel terkait pendidikan dan layanan kesehatan gratis," jelas Hasbi Ali yang bertindak sebagai ketua steering committe, kemarin. (cr1)
Sabtu, 7 Februari 2009 | 06:02 WITA (www.tribun-timur.com)
GUBERNUR Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo diagendakan memberi ceramah di hadapan 320 pimpinan perguruan tinggi swasta (TPS) se-Sulawesi di Hotel Sahid Jaya Makassar, Senin (16/2) mendatang.
Syahrul akan memberikan ceramah tentang peran pemerintah daerah dalam pengembangan kegiatan kemahasiswaan. Sekaligus memberi informasi tentang konsep pendidikan gratis kepada peserta Rapat Kerja Pimpinan Bidang Kemahasiswaan PTS se-Sulawesi.
"Pada raker itu juga akan dilakukan MoU dengan Pemrov Sulsel terkait pendidikan dan layanan kesehatan gratis," jelas Hasbi Ali yang bertindak sebagai ketua steering committe, kemarin. (cr1)
Kopertis IX Sediakan Rp 1 Miliar untuk Mahasiswa PTS
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN. Kepala Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Kopertis IX Rustam Leo, mengatakan, Kopertis Wilayah IX yang menaungi 320 PTS se-Sulawesi menyediakan dana Rp 1 miliar yang akan diberikan untuk program kewirausahaan para mahasiswa selama tahun 2009. (Foto: Asnawin)
PTS Se-Sulawesi Gelar "Kopertis IX Malam Baku Dapa"
KOORDINATOR BARU. Menjalin kebersamaan dan keakraban antara sesama Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di wilayah IX Sulawesi dan Gorontalo digelarnya Kopertis “Malam Baku Dapa”, Selasa (18/11) di Restorant Idaman. Dalam Temu Wicara ini diperkenalkan Koordiantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi dan Gorontalo yang baru, yakni Prof DR H Muhammad Basri Wello MA, Sekretaris Drs H Ibrahim Saman MM, dan Ketua Aptisi Sulut Drs S Rende. (Foto: Asnawin)
Selamat Datang di Blog "Berita Perguruan Tinggi"

Saya merasa terpanggil membuat blog "Kopertis Wilayah IX Sulawesi", karena ingin turut serta memberi andil dalam membesarkan perguruan tinggi swasta (PTS) di wilayah regional Sulawesi, yang berada di bawah koordinasi, pengawasan, pengendalian, dan pembinaan Kopertis Wilayah IX Sulawesi. Kebetulan, saya juga pernah menjadi bagian dari keluarga besar Kopertis Wilayah IX Sulawesi, yaitu sebagai Humas, antara tahun 2009 hingga awal 2014.
-- Asnawin Aminuddin --
Langganan:
Postingan (Atom)